Kamis, 08 Januari 2015

Pelapisan Sosial

Pelapisan Sosial

     Penyebab terjadinya pelapisan sosial yang sangat kentara di Indonesia adalah karena setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, dapat berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Semakin banyak kepemilikan atau kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargainya, maka semakin tinggi pula kedudukan atau lapisannya. Namun sebaliknya, bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali kepemilikan atau kecapakapan, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.
      Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat, ketua ataupun pemimpin, pasti menempati lapisan yang tinggi bila dibandingkan dengan anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.


Faktor-faktor Penyabab Pelapisan Sosial 
  1. Kekayaan (materi ). Kepemilikan harta benda seseorang dilihat dari jumlah dan materiil saja. Biasanya orang yang memiliki harta dalam jumlah yang besar akan menempati posisi teratas dalam penggolongan masyarakat berdasarkan kriteria ini.
  2. Kekuasaan (power ). Kepemilikan kekuatan atau power seseorang dalam mengatur dan menguasai sumber produksi atau pemerintahan. Biasanya ukuran ini dikaitkan dengan kedudukan atau status sosial seseorang dalam bidang politik. 
  3.  Kehormatan/kebangsawanan. Orang yang mempunyai gelar kebangsawanan yang menyertai namanya, seperti raden, raden mas, atau raden ajeng akan menduduki strata teratas dalam masyarakat.
  4.  Tingkat pendidikan (pengetahuan ). Kriteria ini dapat pula disebut sebagai ukuran kepandaian dalam kualitas. Berdasarkan ukuran ini, orang yang berpendidikan tinggi, misalnya seorang sarjana akan menempati posisi teratas dalam stratifikasi sosial di masyarakat, akan tetapi, ukuran tersebut kadang menyebabkan terjadinya efek negatif karena ternyata bukan mutu ilmu pengetahuannya yang menjadi ukuran, melainkan ukuran gelar kesarjanaannya.
Contoh Pelapisan Sosial yang Terjadi
  1. Pada masyarakat kota, antara yang kaya dan miskin cukup besar, sedangkan di daerah pedesaan tingkatannya hanya kaya dan miskin saja.
  2. Pada masyarakat kota, antara yang kaya dan miskin cukup besar. Di daerah pedesaan tingkatannya hanya kaya dan miskin saja.
  3. Pada umumnya, masyarakat pedesaan cenderung berada pada tingkat menengah menurut ukuran desa, sebab orang kaya dan orang miskin sering bergeser ke kota. Kepindahan orang miskin ini disebabkan karena tidak mempunyai tanah, mencari pekerjaan ke kota atau ikut transmigrasi. Apa yang dibutuhkan dan diinginkan dari golongan miskin ini sering desa tidak mampu mengatasinya. 
  4. Sistem kasta pada masyarakat Bali. Di Bali, seseorang yang sudah menempati kasta tertentu sangat sulit, bahkan tidak bisa pindah ke kasta yang lain. Seorang anggota kasta teratas sangat sulit untuk pindah ke kasta yang ada di bawahnya, kecuali ada pelanggaran berat yang dilakukan oleh anggota tersebut.
     5.   Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.
http://infosos.wordpress.com/kelas-xi-ips/struktur-sosial/ 

http://sosone.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar